Senin, 26 Oktober 2009

Female Ritual

Ketika saya mendapati foto ini beberapa hari sebelum saya posting blog saya, melihat, memperhatikan dengan seksama dan reaksi saya pertama kali adalah tersenyum.
ya...saya akan seperti ini entah kapan waktunya.

Ritual yang dinikmati seorang perempuan, termasuk saya adalah membersihkan tubuhnya selagi mandi, memperhatikan setiap detail bagian tubuhnya, dan tiba pada bagian yang menjadi idaman perempuan, ya...bagian perut....

imajinasi saya mengawang....dari perut ini akan tumbuh janin seorang bayi.

Kau, makhluk kecil yang akan tumbuh dan berkembang dalam rahim seorang perempuan, calon ibumu.
kau turut merasakan ketika aku memperdengarkan musik klasik kesukaanmu, musik instrumen, perpaduan antara piano dan biola.
saat itu kamu bergerak ke kanan- kekiri mengikuti alunannya.
ketika suasana hati calon ibumu sedang gembira, kau menghentak-hentak di perut ibumu, melompat seakan rahim ini adalah balon udara yang dapat kau bawa terbang ke angkasa, karena ketika kau di dalam rahim ibumu, rahim ini seakan seperti sebuah surga bermain bagimu.

Namun, jangan kau khawatir....setelah kau hadir dalam dunia ini, tangan ibumu yang akan selalu menjaga dan menuntunmu untuk berjalan bersama dalam dunia ini, tangan ibumu sama seperti surga ketika kau masih merasakan dalam rahim ibumu.
Tangan ibumu yang ketika kau terjatuh, dengan cekatan,dia akan berlari dan segera menghampirimu untuk membersikan luka-lukamu, bukan dia membiarkan kau terjatuh, dia hanya mengajarmu bahwa kadang-kala kau harus terjatuh supaya kau dapat belajar bangkit dan berjalan kembali.
dari tangan Ibumu kau pun merasakan kehangatan, ketika dalam pelukannya selagi kau tertidur, tangannya seperti sebuah selimut dan mengusap halus punggungmu.
Dari tangan ibumu, akan terselip doa bagimu selagi dia membelai kepalamu.

Tulisan ini terinspirasi dari kakak saya, ketika dia mengalami proses kehamilannya.

ketika saya meminjamkan tape recorder saya , kemudian saya perdengarkan musik klasik di samping perutnya sambil si calon ibu ini merilekskan dirinya ikut tenggelam dalam alunan musik tadi.
Juga kepada seorang teman ketika saya berkesempatan mengunjungi selagi proses kelahirannya telah usai beberapa jam sebelumnya dengan selamat, saya sampai terheran atas perubahan fisik yang saya temukan.
wajah seorang ibu yang cantik, anggun dan keibuan yang memancar.dan ini adalah suatu "Proses" panjang yang akan terjadi kelak untuk semua perempuan di dunia ini tak terkecuali saya.

Dalam tulisan ini, sengaja saya tidak akan membahas mengenai perjuangan keras seorang ibu pada saat proses sebuah kelahiran, dimana selama ini hal itu tidak jarang menjadi sebuah alasan seorang ibu untuk mengajar anaknya untuk berbhakti kepada orang tuanya (semacam anekdot), tidak salah memang, hanya terlepas dari itu adalah sebuah alasan atau bukan, ada perasaan dan hati yang berbicara yang saling merasakan dan mengikat diantaranya.
justru yang menarik bagi saya adalah proses sebuah hubungan yang tercipta selagi seorang anak tumbuh dalam janin seorang ibu, kemudian ketika akhirnya terlahir dalam dunia ini.
ya, sebuah hubungan batin yang unik, antara ibu dan anak.
dan saya senantiasa menanti menjadi seorang perempuan yang akan berproses menjadi seorang ibu.
sekali lagi saya tersenyum memandangi gambar ini.
ya....saya akan berproses menjadi seorang ibu suatu hari kelak.

Beth
26.10.09

Jumat, 23 Oktober 2009

My dear, Freedom


Dear,my Freedom......

Kau, embrio yang akan lahir tanpa wujud nyata

untuk dia yang terus mengalir dalam pikiran saya,mengikuti aliran dalam darah saya.
dan untuk dia yang terus mengawang mengitari alam bawah sadar saya, ketika saya tertidur.
yang menemani saya dalam bermimpi, yang mengajak saya bersenda gurau dengan imajinasi yang tak tertahan, memuncak dan tiba nantinya..meledak.

ya, saya dilahirkan bukan untuk menjadi seorang pemimpi.
tapi saya bermimpi bertemu dia dalam nyata, bukan absurd, bukan pula angan-angan yang tertawan dalam ruangnya sendiri.
saya, pun demikian, saya tertawa, " tertawan dalam ruangnya sendiri" konyol!!! tapi itulah yang terjadi kebanyakan dari kita tanpa kita sadar.
baru saja,tadi siang dalam kerumunan lautan manusia, saya terduduk memperhatikan gerak-gerik orang. ada bapak tua yang menatap kosong koran yang dibacanya, seorang ibu berbincang dengan seorang ibu yang lain, bergosip tentang isu sekitarnya,tertawa meledak mendengarkan omong kosong itu.Seorang customer service bank swasta yang tersenyum kepada nasabah,namun saya melihat bukan sebagai bentuk ketulusan,tapi justru seperti prosedural, sistem dan aturan yang menguasai, dalam aturan dimana seorang customer service harus bersikap ramah dan tersenyum dengan customernya, kemudian di sebuah ATM,seorang ibu dengan bawaan banyak barang belanjanya merogoh tas nya mengambil ATM dengan terburu-buru, meletakkan barang belanjaannya kemudian bergegas dengan cepat untuk pergi meninggalkan ATM.
Manusia robot!!!


saya bermimpi,manusia menjadi seorang "manusia",bukan robot,bukan pula mesin.
saya berharap mimpi saya kelak menjadi nyata,saya tidak pernah merasa bermimpi terlalu tinggi untuk hal ini
kebebasan yang hakekatnya menjadi sesuatu yang hakiki bagi manusia,
saya bermimpi,
karena saya manusia,

bukan robot,
bukan pula mesin.

Beth
24.10.09
(1:02 am)

Selasa, 20 Oktober 2009

Kunci Kehidupan

sebenarnya, setelah saya merefleksikan lebih kedalam tentang diri saya, mencoba mengenal diri saya, dimana orang-orang bilang saya beruntung dalam hidup,ada faktor lucky kata mereka yang selalu menemani dalam perjalanan hidup saya.

Ketika saya masuk lebih dalam ke diri saya....akhirnya saya menemukan kuncinya.
saya termasuk orang yang berani buka suara (angkat bicara), termasuk orang yang vocal, dimanapun lingkungan tempat saya berpijak, artinya saya berusaha konsekuen dengan pilihan hidup yang saya ambil. saat salah, saya belajar mengakui kesalahan yang telah saya lakukan, tapi ketika benar, keadilan harus ditegakkan.
contoh lain, saya yakin semua orang bisa menjawab, dikelas komunikasi saya, dosen saya menanyakan hal yang memang logik dan dapat ditelaah, ketika dosen saya menanyakan tentang definisi motif dan tujuan, meskipun penjelasan yang diberikan berbeda-beda pada tiap orang, saya yakin kesimpulan dari jawaban itu dalam rangkuman pengertian yang sama. saya langsung mengangkat tangan saya, mendefinisikan pertanyaan itu dengan jawaban saya, dan akhirnya nilai 10 pun saya dapatkan, sementara saya perhatikan teman-teman saya, dari bahasa tubuh dan psikologis sikap seseorang yang saya tangkap, sebenarnya mereka tahu jawabannya hanya mereka tidak berani mengambil resiko, entah jika jawaban mereka ditertawakan atau barangkali diberikan tepuk tangan yang meriah.
bagi saya, resiko itu selalu ada selama itu masih bersifat keputusan. artinya keputusan yang kita ambil dalam hidup akan ada faktor resiko dan kemenangan, ketika kita dihadapkan pada sebuah keputusan artinya kita telah siap terhadap resiko yang menghadang, ataupun kemenangan yang menanti didepan kita.

saya bersyukur, kadangkala orang gemas ketika mereka dihadapkan pada pertanyaan yang saya ajukan, segala sesuatu yang tidak jelas, akan terus saya telusuri jawabannya, entah rasa ingin tahu saya yang cukup besar atau saya termasuk kritis dalam berpikir, termasuk juga karena saya agak preman kali ye....hehehe

saya rasa faktor berani mengambil resiko, vocal dan kritis menjadi kunci jawaban kehidupan saya.maksud saya berbagi hal ini dalam blog saya bukan dengan maksud memamerkan sifat preman saya, atau dengan maksud menulis "kekurangan" sendiri, hanya saja saya ingin berbagi kepada pembaca bahwa hidup itu bukan pilihan tapi keputusan, keputusan yang mengajar kita tentang arti lain dari resiko dan kemenangan dalam hidup, so,... hadapilah hidup, katakan bahwa kita siap dengan keputusan hidup yang kita ambil dan kita jalani saat ini.

eits... sebenarnya belum selesai tulisan saya, hanya berhubung ada teman yang menunggu saya malam ini, sms nya sudah sampai di ponsel saya, dia mengatakan " bu, saya sudah didepan kantormu ya" akhirnya harus saya akhiri dulu ya. bye... see u in the next my blog


Beth
20.10.09

Jumat, 16 Oktober 2009

Doa = Penebusan Dosa ?


-I-
"Kau pikir kau siapa?" tanyamu.
"beraninya kau mendefinisikan arti sebuah doa di depanku, aku jelas lebih mengerti hal itu."
"kamu lupa bahwa aku pemuka agama di kampung ini, kamu lupa bahwa aku orang beriman, dan apakah kamu lupa aku selalu menjadi pembicara dalam diskusi-diskusi keagamaan. kamu masih terlalu ingusan untuk menjadi mitra diskusi soal doa dengan aku!!".


-II-
"Ah... mereka pikir dengan cara menunduk-nunduk, menyembah, bernyanyi, memakai pakaian keagamaan yang serba putih dan bersih, mereka sudah layak disebut orang beriman, mereka sudah mengagung-agungkan Tuhan, apa mereka pikir mereka adalah orang-orang suci, bebas dari dosa hanya karena mereka berdoa? dosa, kesalahan, kajahatan bisa lunas hanya dengan modal mulut bicara?"


-III-
"Aku belum makan seharian itu, telah aku korek-korek sisa makanan yang masih layak dimakan, di semua tempat sampah kampungku,tapi nyatanya semua telah menjadi belatung, menyebarkan bau yang tidak wajar, ingin aku makan saja, aku gak peduli, serasa hidung dan mataku sudah tidak berfungsi lagi gunanya.mereka mengatakan sampah-sampah makanan ini bau, bagiku seperti hidangan lezat tersaji untuk perutku yang keroncongan, dahagaku juga haus, bulir-bulir keringat ini bukan karena aku kepanasan tapi karena aku menahan sakit yang menusuk perutku, lambungku. tadi siang aku telah ketuk pintu-pintu rumah warga kampungku,untuk meminta sekiranya sedikit makanan untukku, namun mereka malah meludahiku, menyuruhku menyingkir dari hadapan mereka, karena aku bau, kotor. mereka mencerca aku, mendorongku jatuh sampai ke parit. aku memang kotor, kelihatan hina, tapi kalian yang berpakaian bersih, justru bisa berbuat kotor kepadaku, bahkan untuk sesamamu, kalian berteriak dalam menyembah Tuhan, tapi kalian malah menutup mulut, menyimpan tangan kalian pada saku celana, ketika aku terjatuh. kalian menangis dalam doa, tapi kalian mencaci maki untuk orang seperti aku. baiklah kiranya aku tetap menjadi seperti ini".


Beth
16.10.09

Selasa, 06 Oktober 2009

LABIRIN

Labirin adalah sebuah nama dari balik keterasingan

Semakin lama semakin menyendiri dalam keheningannya

Hanya dengan pikirannya sendiri dia merasa akrab

Terkadang dia merasa semakin intim dengan ilusi dan mimpinya yang entah menguap bersama dengan teriakkannya.


Labirin, bagiku adalah sebuah pantulan

Dia sahabat dalam lamunan dari berbagai pertanyaanku yang tak terjawab

Dia juga bukan sesuatu yang nyata, absurd.

Hanya ada dalam imajinasiku, bersenggama dalam berbagai pertanyaan tentang jalan pikirannya


Labirin, sedikit dari banyak nama yang membuat aku bangga menjadi seorang wanita

Bagaimana tidak, ketika dalam keterasingan dengan pemikirannya, hanya aku yang dia punya

Tempat dia meluluh lantahkan pikirannya yang liar dalam pelukan seorang perempuan

Tempat terakhir yang membuatnya tidur terlelap dalam pangkuanku ,setelah semangatnya yang hampir tenggelam bersama teriakannya yang tak pernah didengar, persis seperti bayi dalam gendongan ibunya


Dia merasa haus…aku tahu…

Dia merasa sendiri, akupun sadar

Dia tidak membutuhkan dukungan dari teriakan – teriakan yang dia lakukan selama ini

Dia sudah terbiasa sendiri….

Akupun sadar, meski sebagian kecil mendukung, itupun hanya sementara…

Akan hilang ketika kondisinya sudah terjebak, dan akhirnya dia kembali ditinggalkan sendiri.

Dia hanya memiliki aku, tempat dia bertanya tentang keinginannya yang tak terjawab

Tempat dia merebahkan sementara semangatnya

Seorang labirin yang akhirnya menangis dalam bahuku, sahabatnya

Tempat yang selalu terbuka untuk membagi bebannya selama ini.


Labirin, aku yakin aku telah cukup mengenalmu

Jauh sebelum engkau mengenal dengan baik siapa dirimu

Ketika kamu mulai merasakan cinta dan akhirnya membuatmu terbakar oleh sembilan matahari diseberang sana.

sembilan matahari, julukan yang membuat darahmu mendidih ketika kau akhirnya ditinggalkannya demi mencari sebuah kenyamanan yang menjanjikan.

Dia hanya memuja semangatmu, jiwa laki-lakimu, yang haus berteriak untuk mawakili satu kata, keadilan. namun cintamu akan mundur pada akhirnya untuk sebuah kata yaitu kenyamanan.


Labirin, seperti ego yang selalu haus.

Merasa dapat terus menentang badai, dengan bendera perang yang dapat selalu kau kibarkan kapanpun kau mau.

Kemana lagi dirimu akan pergi, akan berteriak dan akan mencari pemimpin-pemimpin yang haus darah rakyat miskin, kau bawa, kau arak lalu kau penggal

Bagimu, aku hanya sebuah harmony, yang selalu berusaha melihat apa yang dapat aku lihat, mendengar untuk sesuatu yang dapat aku dengar, dan persis sekarang merasakan apa yang dapat aku rasakan.

Seperti saat ini, merasakan keterasinganmu, merasakan kesendirian dalam labirinmu sendiri.

Tempatmu berdiskusi tentang banyak hal, kemanusiaan yang menyetuh, sosialisme yang radikal dan alam yang menggetarkan. Kata” empati” yang sudah terlupakan olehmu karena kau masih terus haus akan ego pikiranmu, telah pula kita diskusikan pada malam yang lalu.

Segala sesuatu kau nilai dengan nalarmu, namun saat itu aku bilang… bahwa kadang kala kita harus membuang ego kita, standard, aturan dan norma-norma masyarakat. Tidak perlu menghiraukan semua itu, kita lepaskan, saatnya kita berbicara dengan hati.


Disaat yang lain, aku menghilang….

Membiarkan dirimu bebas dengan jalan pikiranmu

Membiarkan dirimu menemukan jawaban dari pertanyaanmu sendiri.

Aku membiarkan engkau membebaskan pikiranmu dari aku,

Membiarkan engkau menemukan kembali semangat yang hampir padam dari sebuah cinta diluar sana

Membiarkan engkau menguji sendiri apakah kau bisa melangkah tanpa aku

Labirin, entah sudah berapa kali kau menghabiskan waktumu membaca buku, melahap semuanya dalam otakmu dan kemudian memuntahkannya dalam bentuk orasi

Kadang kala kau beronani dengan kenyataan sesungguhnya, bagian yang kadang menggelitikmu lalu kau akhirnya terkapar lemas setelah mencapai klimaks dari mimpi-mimpimu

Kadang dia naif, menegadahkan wajahnya ke langit luas dan berteriak “ mengapa ini harus terjadi ?” sekali lagi aku mengingatkannya bahwa apa yang seharusnya terjadi biarkan terjadi, tidak ada yang akhirnya berbenturan, yang ada adalah mengikuti alur.


Bagiku…

Labirin masih sesuatu yang absurd bagiku…

Sesuatu yang sulit untuk aku jangkau…

karib, intim, penuh gejolak

persahabatan yang aneh antara suatu harmony dan nalar.



Beth

02.10.09












Jumat, 02 Oktober 2009

BATIK PEMULUNG


Miris sekaligus dilematis, itulah yang saya rasakan sebagai anak bangsa ketika saya melihat seorang pemulung masih tetap menggunakan batik, warisan budaya indonesia yang tetap dipertahankan dan dijunjung tinggi bangsa indonesia, bangsanya sendiri.

pada tanggal 2 0ktober 2009, UNESCO mencanangkan batik sebagai warisan budaya dunia.semua orang menggunakan batik untuk mendukung penggalakan itu pada tanggal tersebut.
namun hati saya sungguh miris ketika bahkan seorang pemulung tetap ikut mendukung penggalakan program ini.

Boleh dibilang untuk membeli makan saja sudah sulit untuk mereka, Batik bagi dia adalah sebuah citra diri sebagai anak bangsa, bangsa yang telah memalingkan mukanya terhadap nasibnya sendiri,bahkan memandangnyapun sepeti sebuah momok bagi para pemimpin bangsanya sendiri.

Namun bagi seorang pemulung, batik itu adalah satu-satunya harta kekayaannya yang dapat dibanggakan ketika ini menjadi sebuah warisan untuk anak dan cucunya.
Hai para pemimpin, tidakkah kau tersentil egomu, atau saya mungkin lebih mengharapkan hal-hal seperti ini menampar ego mereka.tidakkah engkau seharusnya lebih memperhatikan adakah pakaian layak yang dapat engkau berikan kepada anak-anak bangsa ini yang merasa tersingkir dari negerinya sendiri, ya... pakaian compang camping ini menjadi harta kedua bagi pemulung selain batik tadi.

pernahkah engkau bertanya sudahkan mereka mendapatkan makanan yang layak dimakan, bukan dari hasil mengais dari tempat-tempat sampah di negeri nya sendiri, sedangkan engkau duduk bak seorang raja sedang menjamu bangsa lain dengan hidangan super mahal dan enak.

aku ada bersamamu orang-orang malang....