Kamis, 29 September 2011

Tape Recorder

Di persimpangan jalan, menuju bogor.

“Tape Recorder ini untukmu, hadiah ulang tahunmu dari aku.Selamat ulang tahun ya” katanya

Bahagia sekali aku menerima ini. Alasannya ada dua. Pertama ini hadiah darimu. Dan kedua, hadiah ini adalah sebuah tape recorder. Ditambah sebuah kaset manis rekaman suaramu yang berbicara tentang awal hubungan kita.

Tape recorder ini akan membantu kamu menulis, membantu kamu untuk menuangkan apa yang ada di pikiranmu.Ia yang akan menjalin setiap kata menjadi tulisan.
Kamu berbakat.

Tape recorder ini masih ada di tanganku.
Terbayang enam tahun lalu saat aku menerima ini darimu. Dari tape recorder ini aku menulis tentang hubunganku dengan dia sampai saat ini. Dari sebuah tape recorder inilah aku menjalankan job pertamaku sebagai penulis buku.

Ia menemaniku berbicara dengan narasumber untuk buku yang aku tulis. Ia setia mendengarkan dan tak lupa menjadi pengingat atas setiap pertanyaan-pertanyaanku.
Dan Kamu selalu siap menjadi editor buat tulisan-tulisanku.

Terima kasih.
Hadiah darimu lebih sangat berarti seiiring dengan kurun waktu yang kita lewati bersama
Ketika tua kelak, kita akan melihat kembali tulisan-tulisan itu.
Mendengarkan rekaman suaramu itu bersama dalam tangan yang saling menjabat.

Jumat, 16 September 2011

Surat Untuk Sahabat - Linda


Malam itu, seperti biasa.
hal remeh temeh yang kami lakukan di ruang tv kost kami
Mengobrol, bercanda, tertawa dan saling menjahili.
Tapi ada sesuatu yang lain,yang tidak biasa adalah rencana kepergian salah satu teman kost kami. Linda nama sahabat kami. Dia memutuskan berpindah kerja ke kepulauan bangka.

Saya pribadi mengenai Linda enam bulan lalu. Kebetulan saat itu dia baru diterima bekerja di kompleks perkantoran yang sama dengan saya. Linda menjadi salah satu teman perjalanan saya. Dalam enam bulan ini, kami telah bersama melakukan dua kali perjalanan. Yang pertama, dia menemani saya dalam pengalaman pertama saya bersnorkeling di pulau Tidung, kepulauan Seribu.
Yang kedua, dia mau ringan tangan menjadi driver dalam perjalanan kami ke Ujung Genteng. Sebuah pengalaman perjalanan yang panjang karena memakan waktu sekitar sepuluh jam lamanya dari Jakarta menuju Ujung Genteng Sukabumi.

Selain karena kesamaan saya dan Linda yang hobi jalan dan berpetualang, Kami juga mempunyai mimpi yang sama, mendapat kesempatan menjadi seorang Trinity seperti dalam bukunya “The Naked Traveler”. Disamping itu kami lahir dibulan yang sama. Usia kami hanya beda terhitung hari.Kami hobi membaca pula. Bedanya saya lebih menyukai Buku yang tidak bersifat fiktif seperti Novel. Linda menyukai novel-novel manis dan menyorot sisi sosialis dan kemanusiaan. Begitulah kaum Libra jika menyentuh hal-hal yang melankolis.

Malam kemarin, Linda memesan Pizza hut delivery untuk kudapan kami malam itu.
Dalam cengkrama yang mesra, suasana kekeluargaan yang hangat. Kami mengabadikan momentum ini dengan berfoto bersama. Acara diet Tuti dan Eva pun di toleransi mengingat mereka akan menghargai kenangan malam ini.Ida dan Eka menyumbangkan dirinya menjadi tukang jepret sebuah makna yang dinamai kenangan. Lina yang pendiam ikut tergelak tertawa untuk kenangan bersama ini, Friska yang asik cuci piring langsung lari menempati posisi berpose ketika terdengar teriakan satu,….dua….tiiiii………….

Caca ternyata telah tertidur lelap dikamarnya setelah menyelesaikan pekerjaan kantornya sore itu. Dan kamipun ikut meninggalkan kenangan untuknya dalam sepotong Pizza.
Dan saya yang selalu berusaha untuk menjadi pendengar, pengamat dan pengingat yang baik untuk kenangan malam itu sehingga lahirlah embrio kenangan malam ini dalam bentuk tulisan. Sayang sekali Lia absen karena sore itu dia pergi dan tidak bermalam di kost ini.

Ini bukanlah malam perpisahan kami. Ini menjadi malam kebersamaan kami. Sesampainya di persinggahan barumu, teruslah mengingat kenangan malam itu.Menjadi Sahabat bukanlah perkara selalu ada bersama dengan kita. tetapi selalu mengingat dan ada bersama dalam hati meski terpisah oleh dimensi waktu dan ruang.

Beth
15 Sept 2011, menjelang siang.

Nb : Kalau pulau belitung punya “laskar pelangi”, boleh jadi kita adalah “Laskar Xena” dalam kost tercinta kita. :)