Selasa, 22 Desember 2009

Bermimpilah, kejarlah mimpimu !!!!


" Nasib tidak mendahului kita”,
“Mimpi adalah kunci untuk menaklukkan dunia”,
“Kita akan bertempur habis-habisan demi mimpi-mimpi itu”,
“Tanpa mimpi, orang seperti kita akan mati.”
“ Berlarilah terus mengejar mimpimu, arai adalah orang yang terus meminta
saya berlari mengejar mimpi saya”


Beberapa kutipan diatas terus menerus bermain dalam pikiran saya, kutipan dari film “ Sang Pemimpi” yang diadopsi dari novel dengan judul yang sama.

Sebelum saya bercerita lebih banyak tentang makna dari beberapa kalimat yang saya kutip tersebut, izinkan saya menceritakan awal mula dari kejadian yang melatarbelakangi saya untuk mengambil kutipan tersebut dalam penulisan saya kali ini.

Pertama, saya harus berterima kasih kepadi Firman, teman saya yang telah memenuhi harapan saya untuk menonton. Dari sebuah janji akhirnya menjadi kenyataan.itulah firman, dia selalu menepati janji pada apapun yang telah dikatakan.Firman berjanji setelah dia mendapatkan bonus (yang pertama dan terakhir) dari ex perusahaan tempat dia bekerja, dia akan mentraktir saya untuk menonton.

Hari yang dinanti akhirnya tiba, kabar baik datang dari firman, bonus telah berpindah ke rekeningnya. Maka kami putuskan malam ini untuk segera bergegas pergi menonton di bioskop.
Tadinya kita sepakat akan menonton ninja asassin, namun kenyataan berkata lain, film yang akan kita tonton ternyata sudah kadaluarsa, sudah tidak beredar di bioskop. akhirnya saya, firman, koder dan “teman-teman kecil” lainnya; jakir, limey dan rico untuk menonton film lain.
Tugas untuk membeli tiket nonton, kami serahkan pada koder dan rico, sementara saya dan firman yang belum selesai menyantap habis makan malam kami, ditugaskan untuk menunggu Jakir dan Limey yang datang terlambat, merekalah yang kedua saya ucapkan terima kasih karena dari mereka banyak kisah yang sering saya bicarakan dengan koder, sahabat saya dalam berbagi.

Tidak beberapa lama setelah kami hampir menyantap habis makanan kami, Jakir dan Limey pun datang, kami ngobrol sebentar dan kemudian telepon masuk dari rico mengabarkan bahwa kami diminta segera ke bioskop karena film akan segera dimulai.

Rico rupanya sedikit kesal, karena film yang diharapkannya Avatar tidak jadi ditontonnya.rupanya saya tahu mereka ingin memenuhi harapan saya lainnya yaitu alternatif setelah film ninja asassin tidak dapat kami tonton, makan sang pemimpilah jawab dari semua ini. Terima kasih kawan, sekali lagi sudah memenuhi mimpi dan harapan saya.

Yang ketiga, orang yang saya kagumi, seseorang dalam kata-kata, dalam tulisannya, telah berhasil memperkenalkan semangat arai dalam rangkaian proses kehidupan saya, membuat jiwa saya berteriak, membara, meloncat dan akhirnya kembali menjejakkan kaki kebumi untuk kemudian berlari mengejar apapun mimpi – mimpi saya. Sosok Andrea Hirata berhasil menuangkan ilmu, semangat, integritas, keberanian bercita-cita, memberikan inspirasi, dan ajakan untuk tidak menyerah, dalam karyanya, sebuah novel yang ditulisnya dengan judul “sang pemimpi” dan sekarang sekuel versi film nya sedang kami tonton.

Dan uniknya, kadang kita mendapatkan semua itu tanpa kita sadari, kita mendapatkan mimpi kita dengan cara-cara yang tidak pernah kita bayangkan.

“Daratan ini mencuat dari perut bumi laksana tanah yang dilantakkan tenaga dahsyat kataklismik. Menggelegak sebab lahar meluap-luap di bawahnya. Lalu membubung di atasnya, langit terbelah dua. Di satu bagian langit, matahari rendah memantulkan uap lengket yang terjebak ditudungi cendawan gelap gulita, menjerang pesisir sejak pagi. Sedangkan di belahan yang lain, semburan ultraviolet menari-nari di atas permukaan laut yang bisu berlapis minyak, jingga serupa kaca-kaca gereja, mengelilingi dermaga yang menjulur ke laut seperti reign of fire, lingkaran api. Dan di sini, di sudut dermaga ini, dalam sebuah ruangan yang asing, aku terkurung, terperangkap, mati kutu.”

Kutipan kalimat-kalimat di atas adalah paragraf pertama pada mozaik 1 (what a wonderfull world) dalam buku “Sang Pemimpi” yang ditulis oleh Andrea Hirata. Gaya bahasa yang digunakan tak ubahnya seindah buku pertamanya “Laskar Pelangi”; metafor, kritis, deskriptif, dan sarat dengan makna. Andrea melukiskan pandangan yang berbeda tentang nasib, tantangan intelektualitas, dan kegembiraan yang meluap-luap, sekaligus kesedihan yang mengharu biru, rasa humor yang memiliki efek filosofis. Sang pemimpi, sang inspiratif.

perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tiga orang tokoh utama film ini: Ikal, Arai dan Jimbron akan memberikan daya tarik sehingga penonton dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan, agar menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan.

“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai. “Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”

Menyaratkan pesan untuk percaya akan tenaga cinta, percaya pada kekuatan mimpi dan pengorbanan, bahkan membuat kita percaya kepada Tuhan.
Arai dan ikal (tokoh sentral dalam laskar pelangi, sekuel pertama sebelum sang pemimpi) masih bertalian darah,malang nasib arai, waktu ia kelas 1 SD, ibunya wafat saat melahirkan adiknya. Arai, baru 6 tahun ketika itu, dan ayahnya, gemetar di samping jasad beku sang ibu yang memeluk erat bayi merah bersimbah darah. Anak-beranak itu meninggal bersamaan. Lalu Arai tinggal berdua dengan ayahnya. Kepedihan belum mau menjauhi Arai. Menginjak kelas 3 SD, ayahnya juga wafat. Arai menjadi yatim piatu, sebatang kara. Ia kemudian dipungut keluarga Ikal.Arai sosok yang spontan, jenaka , optimis, baginya seolah tak ada sesuatupun didunia ini yang membuatnya sedih, gentar dan patah semangat.

“Aku teringat, beberapa hari setelah ayahnya meninggal, dengan menumpang truk kopra, aku dan ayahku menjemput Arai. Sore itu ia sudah menunggu kami di depan tangga gubuknya, berdiri sendirian di tengah belantara ladang tebu yang tak terurus. Anak kecil itu mengapit di ketiaknya karung kecampang berisi beberapa potong pakaian, sajadah, gayung tempurung kelapa, mainan buatannya sendiri, dan bingkai plastik murahan berisi foto hitam putih ayah dan ibunya ketika pengantin baru. Sebatang potlot yang kumal ia selipkan di daun telinganya, penggaris kayu yang sudah patah disisipkan di pinggangnya. Tangan kirinya menggenggam beberapa lembar buku tak bersampul. Celana dan bajunya dari kain belacu lusuh dengan kancing tak lengkap. Itulah seluruh harta bendanya. Sudah berjam-jam ia menunggu kami. Tampak jelas wajah cemasnya menjadi lega ketika melihat kami. Aku membantu membawa buku-bukunya dan kami meninggalkan gubuk berdinding lelak beratap daun itu dengan membiarkan pintu dan jendela-jendelanya terbuka karena dipastikan tak 'kan ada siapa-siapa untuk mengambil apa pun. .... Kami menelusuri jalan setapak menerobos gulma yang lebih tinggi dari kami. Kerasak tumpah ruah merubung jalan itu. Arai menengok ke belakang untuk melihat gubuknya terakhir kali. Ekspresinya datar. Lalu ia berbalik cepat dan melangkah dengan tegap. Anak sekecil itu telah belajar menguatkan dirinya. Ayahku berlinangan air mata. Dipeluknya pundak Arai erat-erat. ... Aku tak dapat mengerti bagaimana anak semuda itu menanggungkan cobaan demikian berat sebagai Simpai Keramat. Arai mendekatiku lalu menghapus air mataku dengan lengan bajunya yang kumal. Tindakan itu membuat air mataku mengalir semakin deras. ... Melihatku pilu, kupikir Arai akan terharu tapi ia malah tersenyum dan pelan-pelan ia merogohkan tangannya ke dalam kacung kecampangnya. ... Ia mengeluarkan sebuah benda mainan yang aneh. Aku melirik benda itu dan aku semakin pedih membayangkan ia membuat mainan itu sendirian, memainkannya juga sendirian di tengah-tengah ladang tebu. ... Aku tersenyum tapi tangisku tak reda karena seperti mekanika gerak balik helikopter purba (mainan) ini, Arai telah memutarbalikkan logika sentimental ini. la justru berusaha menghiburku pada saat aku seharusnya menghiburnya. ... Arai melangkah menuju depan bak truk. la berdiri tegak di sana serupa orang berdiri di hidung haluan kapal. Pelan-pelan ia melapangkan kedua lengannya dan membiarkan angin menerpa wajahnya. Ia tersenyum penuh semangat. Agaknya ia juga bertekad memerdekakan dirinya dari duka mengharu biru yang membelenggunya seumur hidup. Ia telah berdamai dengan kepedihan dan siap menantang nasibnya. Ia menggoyanggoyang tubuhnya bak rajawali di angkasa luas. "Dunia...!! Sambutlah aku...!! Ini aku, Arai, datang untukmu ...!!" Pasti itu maksudnya. Ayahku tersenyum mengepalkan tinjunya kuat kuat dan aku ingin tertawa sekeras- kerasnya, tapi aku juga ingin menangis sekeras-kerasnya.”

Tokoh lainnya dalam film ini yang membuat saya semakin mantap mengejar mimpi-mimpi saya adalah Guru sastra Ikal dan arai di SMA adalah pak Balia.
berikut ini kutipan yang saya ambil dari pak balia;

" What we do in life ..." kata Pak Balia teatrikal, "... echoes in eternity...!! Setiap peristiwa di jagat raya ini adalah potongan-potongan mozaik. Terserak di sana sini, tersebar dalam rentang waktu dan ruang- ruang. Namun, perlahan-lahan ia akan bersatu membentuk sosok seperti montase Antoni Gaudi. Mozaik-mozaik itu akan membangun siapa dirimu dewasa nanti. Lalu apa pun yang kaukerjakan dalam hidup ini, akan bergema dalam keabadian... "Maka berkelanalah di atas muka bumi ini untuk menemukan mozaikmu!"”
"Jelajahi kemegahan Eropa sampai ke Afrika yang eksotis. Temukan berliannya budaya sampai ke Prancis. Langkahkan kakimu di atas altar suci almamater terhebat tiada tara: Sorbonne. Ikuti jejak-jejak Sartre, Louis Pasteur, Montesquieu,Voltaire. Di sanalah orang belajar science, sastra, dan seni hingga mengubah peradaban...."


makanya tidak heran, bila arai pernah berkata kepada ikal, “ setelah kita tamat dari SMA ini, mungkin kita hanya mendulang timah atau menjadi kuli,tapi di sekolah ini kal, kita tidak akan pernah mendahului nasib kita”

Seorang guru seperti pak balia lah yang terus memompa semangat ikal dan arai dalam mengejar mimpi, seorang guru yang setiap hari meminta anak-anaknya meneriakkan dengan lantang kata-kata yang menggugah semangat untuk mengejar mimpi.
Inilah kutipan-kutipan yang sebagian dibacakan oleh murid – murid pak balia;

"Seluruh kesulitan dalam hidup ini adalah bagian dari suatu tatanan yang sempurna dan sifat yang paling pasti dari sistem tata surya ini." (Pierre Simon de Laplace)

"Tak semua yang dapat dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan, dapat dihitung!” (Albert Einstein)

"Perempuan adalah makhluk yang plin-plan, maka pertama-tama, buatlah mereka bingung!" (Arai)

"Masa muda, masa yang berapi-api!” (Haji Rhoma Irama)


Sekali lagi saya berterima kasih untuk Firman, Koder, Jakir, Limey dan rico, dan spesial untuk Andrea Hirata yang menghadirkan Arai dan Pak balian dalam proses kehidupan saya. Karena melalui merekalah,dalam kesadaran saya yang tipis dan masih rentan, dalam keadaan yang tidak terduga dan tidak pernah terpikirkan oleh saya, lautan mimpi ini akan semakin nyata, semakin dekat, semakin bergelora, dan membuat saya tidak akan pernah berhenti berlari mengejar mimpi-mimpi saya.

Beth
22.12.2009

Minggu, 29 November 2009

Hening

apa gunanya lagi sebuah pertanyaan
bukankah dalam keheningan kita berbicara
antara aku,kau dan keheningan
dan menjadi trinitas yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya

sementara keheningan dan kesadaran menjadi dualitas yang
saling terkait, saling bergengam mesra
menarik diri sejenak kemudian merebahkan diri dalam keheningan
dan tenggelam bersama kesadaran
bukankah itu jawaban yang selama ini kau cari???

Beth
29.11.09

Rabu, 11 November 2009

Kisah 6000 anak tangga

malam kemarin, ketika saya berteduh dari hujan deras yang mengguyur jakarta.
di ruang tunggu dokter, karena saat itu saya akan check up
suntuk menunggu dokternya datang dan hujan juga masih deras,
dan saya juga gak bisa kemana-mana lagi,
untung ada sesuatu yang bisa saya baca, beberapa majalah.
dan kalian tahu apa yang saya temukan.....?
sebuah kisah yang sungguh mengharukan dan memberi pelajaran penting untuk saya

baik, sekarang saya akan membagi kisah ini kepada kalian
jika ada dari beberapa dari kalian telah mengetahui kisah ini sebelumnya,maaf, saya dengan senang hati akan menceritakan kilas balik lagi tentang kisah ini

kisah ini terjadi di negeri tirai bambu
tokohnya adalah seorang pemuda berusia 19 tahun bernama Liu dan seorang wanita, janda beranak berusia 30 tahun kala itu.
Liu dan xu akhirnya jatuh cinta
tetangga, sanak saudara, kerabat akhirnya mengetahui kisah cinta Liu dan Xu
mereka melarang kisah ini terjadi, mereka mencela kisah cinta ini dikarenakan perbedaan usia yang cukup jauh, dikarenakan perempuannya jauh lebih tua dibanding pria, umpatan ketika mereka bertemu orang lain sering kali terjadi.
kehidupan mereka tidak pernah lepas dari caci maki di sekeliling mereka
dengan cinta yang begitu besar diantara keduanya,akhirnya mereka memutuskan menikah
dan tinggal di sebuah bukit, terpencil dan terdalam,
untuk dapat hidup damai tanpa cela dan maki dari sekeliling mereka.
Di awal kehidupan mereka, keadaan mereka sangat menyedihkan karena tidak memiliki apa-apa.
Tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu.
Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka. Xu yang selalu merasa
bahwa ia telah mengikat Liu dan berulang-kali bertanya: "Apakah kau menyesal?" Liu selalu menjawab : "Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik".
mereka tinggal di dalam sebuah goa dan Liu memahat gua itu supaya xu dapat hidup dalam nyaman di gua itu
tak jarang juga sayuran dan buah-buahan yang mereka peroleh sebagian dijual di pasar,jauh dibawah bukit.
sehingga setiap kali, xu harus turun bukit yang licin dan curam.
melihat istrinya harus melakukan perjalanan seperti itu akhirnya Liu memutuskan memahat dinding bukit menjadi sebuah anak tangga.
1 anak tangga, 2 anak tangga, 3,4,5,10,20,25.......
dan pekerjaan Liu memahat dinding bukit telah terjadi selama 50 tahun
Tim pendaki gunung yang pernah explore ke bukit itu kaget melihat ada sepasang manusia yang tinggal di dalam goa dibukit itu,
dan mereka menghitung anak tangga yang telah dikerjakan Liu selama 50 tahun ini,
mencengangkan.......
sebanyak 6000 anak tangga telah dipahat dari dinding bukit yang curam dan licin , dikerjakan oleh Liu seorang diri selama ini.



suatu ketika, Liu pingsan ketika pulang dari ladang, saat itu Liu telah berumur 72 tahun
kondisinya semakin hari semakin melemah
setiap hari xu selalu merawat suaminya yang sakit itu dengan kasih sayang
hingga akhirnya Liu meninggal di pelukan istri tercintanya,Xu.
Duka yang dialami xu begitu berat kali ini
dia menangis dan di samping peti mati suaminya dia berkata
"katamu, kau akan selalu menjaga aku, kau akan selalu melindungi aku, aku berharap aku meninggal lebih dulu darimu, sehingga duka ini tidak aku tanggung terlalu berat, karena aku harus hidup tanpa dirimu, bagaimana aku melanjutkan hidup ini tanpamu...."

Saya tidak dapat menemukan lanjutan kisah ini lagi, bagaimana kehidupan xu selanjutnya setelah kepergian dalam damai suaminya, Liu.
Konon, anak tangga dilestarikan pemerintah china dan rumah mereka dijadikan museum bersejarah agar kisah cinta mereka dapat terus hidup
dan kisah cinta keduanya begitu terkenal dan menginspirasi banyak orang dinegeri tirai bambu ini dan dikumpulkan di majalah chinese women weekly

selain kisah cinta romeo dan juliet,tragedi dari cinta yang ditentang oleh keluarga.
atau kisah Titanic, jika kita perhatikan dengan seksama,ada berapa sering jack menggunakan kata "believe" atau "Trust me" pada rose.
Semuanya adalah sekian banyak akhir dari sekian banyak tragedi cinta yang mengharukan

ketika selesai membaca kisah ini, terus terang perasaan saya bergejolak,
tanpa terasa mata saya berkaca-kaca sedari tadi
apalagi ketika klimaknya perkataan Xu ketika berada di samping peti jenazah suaminya.
bukti cinta Liu pada xu istinya adalah 6000 anak tangga itu
kisah 6000 anak tangga ini, bagi saya telah menginsipirasi saya dan memberi pelajaran bagi kehidupan saya, bahwa ketika kita percaya dengan cinta, maka yakinlah untuk selalu mempercayai cinta itu.

Tulisan saya ini saya dedikasikan untuk my inspiring
Liu dan Xu

Beth






Jumat, 06 November 2009

To Where You are

Bahwa selamanya cinta itu akan selalu ada
dimanapun engkau dan aku berada saat ini
aku disini bukan untuk menangisi kepergian ataupun kesedihan
karena cinta ini telalu besar untuk ditangisi

meski aku merasa, bahwa engkau saat ini masih bersamaku
bahwa kenangan kenangan kita begitu jelas untuk diperkeruh
bahkan dalam keh...eningan aku dapat mendengar suaramu
mengajarkan aku tentang bahasa cinta dari dunia tempat engkau berada sekarang

aku berharap malam ini aku dapat melihat senyummu
bawa aku menuju bintang di langit itu
meski hanya sementara
karena engkau begitu berharga
dan tak akan pernah terganti dalam hidupku

karena cinta akan selalu hidup
dan tidak akan pernah meninggalkan
untuk engkau maupun aku

Nb : untuk seseorang yang terlalu berharga dalam hidupku
yang telah mengajarkan aku tentang cinta, kasih.
yang telah pergi meninggalkan dunia dengan damai menuju sisiNyaBaca Selengkapnya
(setelah mendengar lagu dari Josh Groban - To where you are)
i miss you so much mama

Josh Groban
To Where you are

Who can say for certain
Maybe you're still here
I feel you all around me
Your memories so clear

Deep in the stillness
I can hear you speak
You're still an inspiration
Can it be
That you are mine
Forever love
And you are watching over me from up above

Fly me up to where you are
Beyond the distant star
I wish upon tonight
To see you smile
If only for awhile to know you're there
A breath away's not far
To where you are

Are you gently sleeping
Here inside my dream
And isn't faith believing
All power can't be seen

As my heart holds you
Just one beat away
I cherish all you gave me everyday
cause you are mine
Forever love
Watching me from up above

And I believe
That angels breathe
And that love will live on and never leave

Fly me up
To where you are
Beyond the distant star
I wish upon tonight
To see you smile
If only for awhile
To know you're there
A breath away's not far
To where you are

I know you're there
A breath away's not far
To where you are

beth

JEJAK LANGKAH


Kita tak pernah sama dengan hari kemarin
bahkan jejak langkah kita
selalu berada pada tempat yang berbeda
pada pasir yang berbeda
pada tanah yang berbeda
namun akan tetap pada bumi yang sama
pun pada langit yang sama

jejak langkah itu
dapat terhapus dengan desiran angin
dapat terhapus oleh debu jalanan
karena jejak langkah tak akan pernah berhenti menapak
pada bumi yang yang sama, pada langit yang sama.
karena ia tahu kemana harus melangkah
kemana harus menjejakkan tujuannya


ketika engkaupun enggan melangkah
dia selalu setia mengikuti nalurimu
ketika engkau ingin segera berlari menembus dunia lain
dia dengan setia akan ikut berlari denganmu
ketika engkau ingin melompat menggapai langit
diapun akan serta ikut melompat menggapai langit bersamamu
bahkan pada tujuan terakhir kita

Beth
06.11.09

Kamis, 05 November 2009

SILUET


Aku tahu Tuhan menciptakan banyak kisah dalam kehidupan
dan kali ini, Dia merancang kisah untuk kita, kau dan aku
Siluet - siluet yang Dia tampilkan dengan begitu artistik
menjadi suatu kisah tentang siluet punggungmu.

Kisah ini bermula ketika sore menjemput rembang malam
ketika kita tertawa panjang bahkan sampai menangis bersama
kau bercerita tentang perjalan kisah cintamu dengan dia
kau juga bercerita tentang awal mula persahabatan kita
kau katakan, kau adalah manusia berbahagia, karena kau mempunyai kelengkapan kisah yang dirancangNya
kisah cinta dan persahabatan....
kemudian kita merebahkan diri kita dipasir, memejamkan mata, dan tanganmu menggengam tanganku.
"mari, kita saling bergandengan, karena kau adalah rangkaian dari bagian kisah dalam hidupku" katamu kala itu

sementara, ketika langit menampakkan senjanya
kau bermain dan berlari mengejar ombak
kemudian kau menatap matahari yang terbenam di ujung senja itu
aku menikmati siluet punggungmu dari kejauhan
saat seperti ini, aku merasa begitu merdeka
tanpa harus bertatap mata denganmu, memperhatikanmu diam-diam sahabatku
karena kisah siluet punggungmu
adalah bagian dari kisah cinta dalam hidupku....

RAKYAT ku YANG MALANG

Sesalkan Banyak RS Pemerintah Tolak Pasien Jamkesmas


Bagi saya topik ini pantas untuk di diskusikan, ketika saya membaca berita bahwa Komisi D DPRD Surabaya menyesalkan masih banyaknya Rumah Sakit (RS) milik pemerintah yang menolak pasien pengguna kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Surat Keterangan Miskin.dikatakan oleh pejabat pemerintah yang bersangkutan, bahwa aturan yang jelas dan tegas telah ada dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Depkes itu, maka harusnya tidak ada alasan RS milik pemerintah menolak pasien dengan kartu Jamkesmas dan Surat Keterangan Miskin.Kalau aturan itu tidak segera dipatuhi dan dijalankan,akan banyak warga miskin di Surabaya yang makin menderita waktu mereka mengalami sakit karena tidak mampu berobat.

Nyatanya, yang terjadi,masalah seperti ini bukan hanya terjadi di surabaya, diberbagai wilayah negeri kita termasuk jakarta, ibu kota negara sendiri tidak terkecuali. pemerintah lebih tertarik ketika berita tentang pembagian makanan gratis pada korban bencana diliput oleh media massa misalnya seperti dalam kasus lumpur lapindo sidoarjo, dibanding pemulihan (recovery) dalam bidang kesehatan seperti contoh diatas, atau tentang pembangunan kembali infrastruktur yang telah rusak.

Dengan ini kita juga harus mulai meniadakan konsep-konsep yang mendefinisikan aktivitas pembagian makanan gratis sebagai tindakan 'amal'. Pola pikir 'amal' telah gagal menemukan inti penyebab kelaparan dan kemiskinan, serta cenderung membantu mendanai sebuah krisis tanpa pernah berusaha menyerang struktur institusional yang menghasilkan ketidakadilan tersebut. Kita seharusnya lebih memfokuskan pada penentangan terhadap struktur kekuasaan yang patriarkis.

Berikut adalah tulisan pramoedya yang saya kutip,

“…kemenangan demokrasi adalah ketika engkau bisa menjadi apa saja, mempunyai hak yang sama dengan orang lain, tak perlu menyembah dan menundukkan kepala kepada presiden atau menteri-menterinya. Berbuat sekehendak hati namun masih berada dalam batas hukum, Tapi… kalau engkau tak punya uang, engkau akan lumpuh tak bisa bergerak”

Ini semua adalah tentang diri kita, tentang pandangan kritis kita yang memiliki visi akan sebuah dunia yang lebih baik, sebuah dunia yang berusaha kita bangun saat ini. Dan inilah alasan mengapa pembahasan masalah seperti ini menjadi sangat penting.

Senin, 26 Oktober 2009

Female Ritual

Ketika saya mendapati foto ini beberapa hari sebelum saya posting blog saya, melihat, memperhatikan dengan seksama dan reaksi saya pertama kali adalah tersenyum.
ya...saya akan seperti ini entah kapan waktunya.

Ritual yang dinikmati seorang perempuan, termasuk saya adalah membersihkan tubuhnya selagi mandi, memperhatikan setiap detail bagian tubuhnya, dan tiba pada bagian yang menjadi idaman perempuan, ya...bagian perut....

imajinasi saya mengawang....dari perut ini akan tumbuh janin seorang bayi.

Kau, makhluk kecil yang akan tumbuh dan berkembang dalam rahim seorang perempuan, calon ibumu.
kau turut merasakan ketika aku memperdengarkan musik klasik kesukaanmu, musik instrumen, perpaduan antara piano dan biola.
saat itu kamu bergerak ke kanan- kekiri mengikuti alunannya.
ketika suasana hati calon ibumu sedang gembira, kau menghentak-hentak di perut ibumu, melompat seakan rahim ini adalah balon udara yang dapat kau bawa terbang ke angkasa, karena ketika kau di dalam rahim ibumu, rahim ini seakan seperti sebuah surga bermain bagimu.

Namun, jangan kau khawatir....setelah kau hadir dalam dunia ini, tangan ibumu yang akan selalu menjaga dan menuntunmu untuk berjalan bersama dalam dunia ini, tangan ibumu sama seperti surga ketika kau masih merasakan dalam rahim ibumu.
Tangan ibumu yang ketika kau terjatuh, dengan cekatan,dia akan berlari dan segera menghampirimu untuk membersikan luka-lukamu, bukan dia membiarkan kau terjatuh, dia hanya mengajarmu bahwa kadang-kala kau harus terjatuh supaya kau dapat belajar bangkit dan berjalan kembali.
dari tangan Ibumu kau pun merasakan kehangatan, ketika dalam pelukannya selagi kau tertidur, tangannya seperti sebuah selimut dan mengusap halus punggungmu.
Dari tangan ibumu, akan terselip doa bagimu selagi dia membelai kepalamu.

Tulisan ini terinspirasi dari kakak saya, ketika dia mengalami proses kehamilannya.

ketika saya meminjamkan tape recorder saya , kemudian saya perdengarkan musik klasik di samping perutnya sambil si calon ibu ini merilekskan dirinya ikut tenggelam dalam alunan musik tadi.
Juga kepada seorang teman ketika saya berkesempatan mengunjungi selagi proses kelahirannya telah usai beberapa jam sebelumnya dengan selamat, saya sampai terheran atas perubahan fisik yang saya temukan.
wajah seorang ibu yang cantik, anggun dan keibuan yang memancar.dan ini adalah suatu "Proses" panjang yang akan terjadi kelak untuk semua perempuan di dunia ini tak terkecuali saya.

Dalam tulisan ini, sengaja saya tidak akan membahas mengenai perjuangan keras seorang ibu pada saat proses sebuah kelahiran, dimana selama ini hal itu tidak jarang menjadi sebuah alasan seorang ibu untuk mengajar anaknya untuk berbhakti kepada orang tuanya (semacam anekdot), tidak salah memang, hanya terlepas dari itu adalah sebuah alasan atau bukan, ada perasaan dan hati yang berbicara yang saling merasakan dan mengikat diantaranya.
justru yang menarik bagi saya adalah proses sebuah hubungan yang tercipta selagi seorang anak tumbuh dalam janin seorang ibu, kemudian ketika akhirnya terlahir dalam dunia ini.
ya, sebuah hubungan batin yang unik, antara ibu dan anak.
dan saya senantiasa menanti menjadi seorang perempuan yang akan berproses menjadi seorang ibu.
sekali lagi saya tersenyum memandangi gambar ini.
ya....saya akan berproses menjadi seorang ibu suatu hari kelak.

Beth
26.10.09

Jumat, 23 Oktober 2009

My dear, Freedom


Dear,my Freedom......

Kau, embrio yang akan lahir tanpa wujud nyata

untuk dia yang terus mengalir dalam pikiran saya,mengikuti aliran dalam darah saya.
dan untuk dia yang terus mengawang mengitari alam bawah sadar saya, ketika saya tertidur.
yang menemani saya dalam bermimpi, yang mengajak saya bersenda gurau dengan imajinasi yang tak tertahan, memuncak dan tiba nantinya..meledak.

ya, saya dilahirkan bukan untuk menjadi seorang pemimpi.
tapi saya bermimpi bertemu dia dalam nyata, bukan absurd, bukan pula angan-angan yang tertawan dalam ruangnya sendiri.
saya, pun demikian, saya tertawa, " tertawan dalam ruangnya sendiri" konyol!!! tapi itulah yang terjadi kebanyakan dari kita tanpa kita sadar.
baru saja,tadi siang dalam kerumunan lautan manusia, saya terduduk memperhatikan gerak-gerik orang. ada bapak tua yang menatap kosong koran yang dibacanya, seorang ibu berbincang dengan seorang ibu yang lain, bergosip tentang isu sekitarnya,tertawa meledak mendengarkan omong kosong itu.Seorang customer service bank swasta yang tersenyum kepada nasabah,namun saya melihat bukan sebagai bentuk ketulusan,tapi justru seperti prosedural, sistem dan aturan yang menguasai, dalam aturan dimana seorang customer service harus bersikap ramah dan tersenyum dengan customernya, kemudian di sebuah ATM,seorang ibu dengan bawaan banyak barang belanjanya merogoh tas nya mengambil ATM dengan terburu-buru, meletakkan barang belanjaannya kemudian bergegas dengan cepat untuk pergi meninggalkan ATM.
Manusia robot!!!


saya bermimpi,manusia menjadi seorang "manusia",bukan robot,bukan pula mesin.
saya berharap mimpi saya kelak menjadi nyata,saya tidak pernah merasa bermimpi terlalu tinggi untuk hal ini
kebebasan yang hakekatnya menjadi sesuatu yang hakiki bagi manusia,
saya bermimpi,
karena saya manusia,

bukan robot,
bukan pula mesin.

Beth
24.10.09
(1:02 am)

Selasa, 20 Oktober 2009

Kunci Kehidupan

sebenarnya, setelah saya merefleksikan lebih kedalam tentang diri saya, mencoba mengenal diri saya, dimana orang-orang bilang saya beruntung dalam hidup,ada faktor lucky kata mereka yang selalu menemani dalam perjalanan hidup saya.

Ketika saya masuk lebih dalam ke diri saya....akhirnya saya menemukan kuncinya.
saya termasuk orang yang berani buka suara (angkat bicara), termasuk orang yang vocal, dimanapun lingkungan tempat saya berpijak, artinya saya berusaha konsekuen dengan pilihan hidup yang saya ambil. saat salah, saya belajar mengakui kesalahan yang telah saya lakukan, tapi ketika benar, keadilan harus ditegakkan.
contoh lain, saya yakin semua orang bisa menjawab, dikelas komunikasi saya, dosen saya menanyakan hal yang memang logik dan dapat ditelaah, ketika dosen saya menanyakan tentang definisi motif dan tujuan, meskipun penjelasan yang diberikan berbeda-beda pada tiap orang, saya yakin kesimpulan dari jawaban itu dalam rangkuman pengertian yang sama. saya langsung mengangkat tangan saya, mendefinisikan pertanyaan itu dengan jawaban saya, dan akhirnya nilai 10 pun saya dapatkan, sementara saya perhatikan teman-teman saya, dari bahasa tubuh dan psikologis sikap seseorang yang saya tangkap, sebenarnya mereka tahu jawabannya hanya mereka tidak berani mengambil resiko, entah jika jawaban mereka ditertawakan atau barangkali diberikan tepuk tangan yang meriah.
bagi saya, resiko itu selalu ada selama itu masih bersifat keputusan. artinya keputusan yang kita ambil dalam hidup akan ada faktor resiko dan kemenangan, ketika kita dihadapkan pada sebuah keputusan artinya kita telah siap terhadap resiko yang menghadang, ataupun kemenangan yang menanti didepan kita.

saya bersyukur, kadangkala orang gemas ketika mereka dihadapkan pada pertanyaan yang saya ajukan, segala sesuatu yang tidak jelas, akan terus saya telusuri jawabannya, entah rasa ingin tahu saya yang cukup besar atau saya termasuk kritis dalam berpikir, termasuk juga karena saya agak preman kali ye....hehehe

saya rasa faktor berani mengambil resiko, vocal dan kritis menjadi kunci jawaban kehidupan saya.maksud saya berbagi hal ini dalam blog saya bukan dengan maksud memamerkan sifat preman saya, atau dengan maksud menulis "kekurangan" sendiri, hanya saja saya ingin berbagi kepada pembaca bahwa hidup itu bukan pilihan tapi keputusan, keputusan yang mengajar kita tentang arti lain dari resiko dan kemenangan dalam hidup, so,... hadapilah hidup, katakan bahwa kita siap dengan keputusan hidup yang kita ambil dan kita jalani saat ini.

eits... sebenarnya belum selesai tulisan saya, hanya berhubung ada teman yang menunggu saya malam ini, sms nya sudah sampai di ponsel saya, dia mengatakan " bu, saya sudah didepan kantormu ya" akhirnya harus saya akhiri dulu ya. bye... see u in the next my blog


Beth
20.10.09

Jumat, 16 Oktober 2009

Doa = Penebusan Dosa ?


-I-
"Kau pikir kau siapa?" tanyamu.
"beraninya kau mendefinisikan arti sebuah doa di depanku, aku jelas lebih mengerti hal itu."
"kamu lupa bahwa aku pemuka agama di kampung ini, kamu lupa bahwa aku orang beriman, dan apakah kamu lupa aku selalu menjadi pembicara dalam diskusi-diskusi keagamaan. kamu masih terlalu ingusan untuk menjadi mitra diskusi soal doa dengan aku!!".


-II-
"Ah... mereka pikir dengan cara menunduk-nunduk, menyembah, bernyanyi, memakai pakaian keagamaan yang serba putih dan bersih, mereka sudah layak disebut orang beriman, mereka sudah mengagung-agungkan Tuhan, apa mereka pikir mereka adalah orang-orang suci, bebas dari dosa hanya karena mereka berdoa? dosa, kesalahan, kajahatan bisa lunas hanya dengan modal mulut bicara?"


-III-
"Aku belum makan seharian itu, telah aku korek-korek sisa makanan yang masih layak dimakan, di semua tempat sampah kampungku,tapi nyatanya semua telah menjadi belatung, menyebarkan bau yang tidak wajar, ingin aku makan saja, aku gak peduli, serasa hidung dan mataku sudah tidak berfungsi lagi gunanya.mereka mengatakan sampah-sampah makanan ini bau, bagiku seperti hidangan lezat tersaji untuk perutku yang keroncongan, dahagaku juga haus, bulir-bulir keringat ini bukan karena aku kepanasan tapi karena aku menahan sakit yang menusuk perutku, lambungku. tadi siang aku telah ketuk pintu-pintu rumah warga kampungku,untuk meminta sekiranya sedikit makanan untukku, namun mereka malah meludahiku, menyuruhku menyingkir dari hadapan mereka, karena aku bau, kotor. mereka mencerca aku, mendorongku jatuh sampai ke parit. aku memang kotor, kelihatan hina, tapi kalian yang berpakaian bersih, justru bisa berbuat kotor kepadaku, bahkan untuk sesamamu, kalian berteriak dalam menyembah Tuhan, tapi kalian malah menutup mulut, menyimpan tangan kalian pada saku celana, ketika aku terjatuh. kalian menangis dalam doa, tapi kalian mencaci maki untuk orang seperti aku. baiklah kiranya aku tetap menjadi seperti ini".


Beth
16.10.09

Selasa, 06 Oktober 2009

LABIRIN

Labirin adalah sebuah nama dari balik keterasingan

Semakin lama semakin menyendiri dalam keheningannya

Hanya dengan pikirannya sendiri dia merasa akrab

Terkadang dia merasa semakin intim dengan ilusi dan mimpinya yang entah menguap bersama dengan teriakkannya.


Labirin, bagiku adalah sebuah pantulan

Dia sahabat dalam lamunan dari berbagai pertanyaanku yang tak terjawab

Dia juga bukan sesuatu yang nyata, absurd.

Hanya ada dalam imajinasiku, bersenggama dalam berbagai pertanyaan tentang jalan pikirannya


Labirin, sedikit dari banyak nama yang membuat aku bangga menjadi seorang wanita

Bagaimana tidak, ketika dalam keterasingan dengan pemikirannya, hanya aku yang dia punya

Tempat dia meluluh lantahkan pikirannya yang liar dalam pelukan seorang perempuan

Tempat terakhir yang membuatnya tidur terlelap dalam pangkuanku ,setelah semangatnya yang hampir tenggelam bersama teriakannya yang tak pernah didengar, persis seperti bayi dalam gendongan ibunya


Dia merasa haus…aku tahu…

Dia merasa sendiri, akupun sadar

Dia tidak membutuhkan dukungan dari teriakan – teriakan yang dia lakukan selama ini

Dia sudah terbiasa sendiri….

Akupun sadar, meski sebagian kecil mendukung, itupun hanya sementara…

Akan hilang ketika kondisinya sudah terjebak, dan akhirnya dia kembali ditinggalkan sendiri.

Dia hanya memiliki aku, tempat dia bertanya tentang keinginannya yang tak terjawab

Tempat dia merebahkan sementara semangatnya

Seorang labirin yang akhirnya menangis dalam bahuku, sahabatnya

Tempat yang selalu terbuka untuk membagi bebannya selama ini.


Labirin, aku yakin aku telah cukup mengenalmu

Jauh sebelum engkau mengenal dengan baik siapa dirimu

Ketika kamu mulai merasakan cinta dan akhirnya membuatmu terbakar oleh sembilan matahari diseberang sana.

sembilan matahari, julukan yang membuat darahmu mendidih ketika kau akhirnya ditinggalkannya demi mencari sebuah kenyamanan yang menjanjikan.

Dia hanya memuja semangatmu, jiwa laki-lakimu, yang haus berteriak untuk mawakili satu kata, keadilan. namun cintamu akan mundur pada akhirnya untuk sebuah kata yaitu kenyamanan.


Labirin, seperti ego yang selalu haus.

Merasa dapat terus menentang badai, dengan bendera perang yang dapat selalu kau kibarkan kapanpun kau mau.

Kemana lagi dirimu akan pergi, akan berteriak dan akan mencari pemimpin-pemimpin yang haus darah rakyat miskin, kau bawa, kau arak lalu kau penggal

Bagimu, aku hanya sebuah harmony, yang selalu berusaha melihat apa yang dapat aku lihat, mendengar untuk sesuatu yang dapat aku dengar, dan persis sekarang merasakan apa yang dapat aku rasakan.

Seperti saat ini, merasakan keterasinganmu, merasakan kesendirian dalam labirinmu sendiri.

Tempatmu berdiskusi tentang banyak hal, kemanusiaan yang menyetuh, sosialisme yang radikal dan alam yang menggetarkan. Kata” empati” yang sudah terlupakan olehmu karena kau masih terus haus akan ego pikiranmu, telah pula kita diskusikan pada malam yang lalu.

Segala sesuatu kau nilai dengan nalarmu, namun saat itu aku bilang… bahwa kadang kala kita harus membuang ego kita, standard, aturan dan norma-norma masyarakat. Tidak perlu menghiraukan semua itu, kita lepaskan, saatnya kita berbicara dengan hati.


Disaat yang lain, aku menghilang….

Membiarkan dirimu bebas dengan jalan pikiranmu

Membiarkan dirimu menemukan jawaban dari pertanyaanmu sendiri.

Aku membiarkan engkau membebaskan pikiranmu dari aku,

Membiarkan engkau menemukan kembali semangat yang hampir padam dari sebuah cinta diluar sana

Membiarkan engkau menguji sendiri apakah kau bisa melangkah tanpa aku

Labirin, entah sudah berapa kali kau menghabiskan waktumu membaca buku, melahap semuanya dalam otakmu dan kemudian memuntahkannya dalam bentuk orasi

Kadang kala kau beronani dengan kenyataan sesungguhnya, bagian yang kadang menggelitikmu lalu kau akhirnya terkapar lemas setelah mencapai klimaks dari mimpi-mimpimu

Kadang dia naif, menegadahkan wajahnya ke langit luas dan berteriak “ mengapa ini harus terjadi ?” sekali lagi aku mengingatkannya bahwa apa yang seharusnya terjadi biarkan terjadi, tidak ada yang akhirnya berbenturan, yang ada adalah mengikuti alur.


Bagiku…

Labirin masih sesuatu yang absurd bagiku…

Sesuatu yang sulit untuk aku jangkau…

karib, intim, penuh gejolak

persahabatan yang aneh antara suatu harmony dan nalar.



Beth

02.10.09












Jumat, 02 Oktober 2009

BATIK PEMULUNG


Miris sekaligus dilematis, itulah yang saya rasakan sebagai anak bangsa ketika saya melihat seorang pemulung masih tetap menggunakan batik, warisan budaya indonesia yang tetap dipertahankan dan dijunjung tinggi bangsa indonesia, bangsanya sendiri.

pada tanggal 2 0ktober 2009, UNESCO mencanangkan batik sebagai warisan budaya dunia.semua orang menggunakan batik untuk mendukung penggalakan itu pada tanggal tersebut.
namun hati saya sungguh miris ketika bahkan seorang pemulung tetap ikut mendukung penggalakan program ini.

Boleh dibilang untuk membeli makan saja sudah sulit untuk mereka, Batik bagi dia adalah sebuah citra diri sebagai anak bangsa, bangsa yang telah memalingkan mukanya terhadap nasibnya sendiri,bahkan memandangnyapun sepeti sebuah momok bagi para pemimpin bangsanya sendiri.

Namun bagi seorang pemulung, batik itu adalah satu-satunya harta kekayaannya yang dapat dibanggakan ketika ini menjadi sebuah warisan untuk anak dan cucunya.
Hai para pemimpin, tidakkah kau tersentil egomu, atau saya mungkin lebih mengharapkan hal-hal seperti ini menampar ego mereka.tidakkah engkau seharusnya lebih memperhatikan adakah pakaian layak yang dapat engkau berikan kepada anak-anak bangsa ini yang merasa tersingkir dari negerinya sendiri, ya... pakaian compang camping ini menjadi harta kedua bagi pemulung selain batik tadi.

pernahkah engkau bertanya sudahkan mereka mendapatkan makanan yang layak dimakan, bukan dari hasil mengais dari tempat-tempat sampah di negeri nya sendiri, sedangkan engkau duduk bak seorang raja sedang menjamu bangsa lain dengan hidangan super mahal dan enak.

aku ada bersamamu orang-orang malang....

Minggu, 27 September 2009

MEMOAR MAMA DAN TEH TUBRUK


ketika malam menjemput matahari untuk kembali pulang, dan mengucapkan selamat datang kepada bulan, malam ini kembali saya mengingat sosok mama saya.
mama, telah berpulang kerumah Bapa pada bulan juni lalu tahun ini karena sakit ginjal.
banyak kenangan yang terekam dalam ingatan saya sewaktu mama masih hidup. namun yang akan saya tulis dalam blog saya ini adalah tentang memoar mama dan teh tubruk.

mama, ternyata memperhatian kebiasaan kecil saya tentang teh.
saya lebih menyukai teh tubruk, dibanding teh celup.
mengapa?bukankah lebih praktis di zaman ini dengan segala macam aktivitas manusia saat ini yang dituntut oleh zaman untuk selalu cepat.
Alasan saya pertama karena saya berusaha membiasakan diri saya untuk tidak memdapatkan segala sesuatunya dengan cara yang praktis. Alasan kedua karena peduli dengan kesehatan.dari informasi yang saya baca dari bahwa pencelupan kantong teh berlama-lama dalam gelas sangat berbahaya untuk kesehatan karena penggunaan kantong teh tersebut dari kertas, nah kertas tersebut yang sangat berbahaya untuk kesehatan karena mengandung klorin.
berikut ini adalah ulasan yang saya dapat dari artikel yang saya baca mengenai bahaya dari teh celup.

Anda gemar minum teh? dan, sebagai manusia modern anda tentu suka segala sesuatu yang praktis kan? Nah, anda tentu sering minum teh menggunakan teh celup. Selain karena suka rasa teg, mungkin anda minum teh karena yakin akan berbagai khasiat teh. Misalnya teh merah untuk relaksasi, teh hitam untuk pencernaan, atau teh hijau untuk melangsingkan tubuh. Namun apa anda terbiasa mencelupkan kantong teh celup berlama-lama?

Mungkin, pikir anda, semakin lama kantong teh dicelupkan dalam air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman teh...padahal, yang terjadi justru sama sekali berbeda!
kandungan zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi jika anda mencelupkan teh lebih dari 3-5 menit.

disinfektan kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri membusuk dan tahan lamaKlorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. fungsinya,.

Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih.karena disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. tak jauh beda dari racun serangga.

Banyak penelitian mencurigai kaitan antara auspan klorin dalam tubuh manusia dengan kemandulan pada pria, bayi lahir caca mental terbelakang, dan kanker.
kembalilah minum teh tubruk ala kampung, merokok dengan daun atau cangklong lagi atau for advance tinggalkan rokok sama sekali, back to 60's style.

Alasan ketiga karena pengaruh penggunaan kertas dalam pengemasan teh celup terhadap bumi ibu pertiwi semakin mengancam, diantaranya isu global warming yang mendominasi berita seputar lingkungan saat ini. sekali lagi bantu bumi untuk memperbaikinya dari hal kecil seperti ini.

saya begitu menikmati proses pembuatan teh ini. meletakkan beberapa daun teh pada gelas saya, menyiramnya dengan air panas, membiarkannya setengah panas, tanpa menyaringnya saya menyeruput teh saya, ah maknyus rasanya.
ritual ini biasa saya lakukan pada sore hari. kata orang bahwa waktu sore adalah waktu yang tepat untuk minum teh, mungkin juga tepat karena menurut saya meminum teh pada sore hari membantu mengurangi lelah dan stress yang mengganggu setelah sekian jam kita bekerja.

nah mama selalu tau kebiasaan kecil saya ini, kebiasaan mama ngobrol dengan teman-teman saya kadang merembet membahas masalah teh ini, menceritakan kepada teman-teman saya bahwa saya mempunyai kebiasaan minum teh tubruk ini.
Ternyata sosok mama tanpa saya sadari selama ini sangat memperhatikan kebiasaan kecil sekalipun tentang saya, buat saya sungguh luar biasa.

mama, saya tahu sekarang mama sedang menikmati segelas teh bersama Bapa di surga sana, diwaktu yang sama engkau juga memperhatikan saya sedang minum teh tubruk ini dari balik awan diatas sana.

KARTU POS

Kepada sebuah kartu pos
kutitipkan resahku diambang pintu itu
mengetuk nurani yang tak pernah terbalas
meski itupun sebuah kemungkinan.

Kepada sebuah kartu pos,
ku sampaikan sebuah salam dari sebuah rasa yang bernama hati
kata -kata yang tak bisa lagi terbendung dalam muram
meski kau tak pernah mempercayainya.

Kepada sebuah kartu pos,
ku kandung didalamnya gelak tawa, tangisan, canda, dan gelisah hatiku
meski kau tidak pernah merasakannya
selembar kartu pos yang akan menceritakannya padamu nanti
selagi kau membacanya menjelang tidur

dan dari surga, berkali-kali kartu pos ini terkirim kepadamu
ada sesuatu yang tak pernah bisa aku tulis didalamnya
sesuatu yang hanya bisa aku sampaikan kepada Bapaku
sebuah doa
semoga kartu pos yang aku kirimkan padamu akan sampai kepadamu

CERMIN


Seorang gadis kecil berdiri dihadapanmu,memanggilmu dan hanya bertegur sapa saja.
Mengantarkan cermin diri di hadapanmu dan kaupun berkata dalam hati bahwa gadis kecil ini telah aku kenal sangat lama. Batinnya. Sungguh dramatisir atau hanya kebetulan.

Cermin diri itu datang dan pergi tanpa di ketahui, melintas sekejap kemudian menghilang dalam keheningan.hari ini menangis dan esokpun kau melihatnya kembali tertawa.saat ini ia berjalan kedepan tapi esoknya ia akan mundur dalam kerapuhan.

Cermin diri mengingatkanmu pada dirimu, pantulan yang kadang membuatmu berpikir kenapa ada seseorang yag hampir sama persis denganmu.kesadaran itulah yang membuatnya merasakan sebuah rasa yang tumbuh dalam hati.

Cermin diri itu kadang naïf katanya. Kadang membuka diri dan bahkan menutup diri tanpa celah menganga.sering kali membuatnya lelah. Seperti itulah cermin diri itu.

Ketika dia harus pergi maka diapun akan pergi. Sendiri di tanah asing, namun membawa
Cerita bahagia mengikutinya. Diapun bermimpi…. Mimpi panjang dalam tidurnya yang lelah dan larut dalam gelapnya malam dgn selubung di kepalanya.

Seringkali cermin diri itu sulit untuk di lihat dan sangat sulit untuk mengenal dirinya.bahka dia harus tertawa dalam tangisnya, mencoba bangkit dalm kerapuhannya, tapi lagi-lagi dia tertatih tatih karena tidak berdaya untuk berdiri sendiri.

Cermin diri… kau begitu beruntung dan sedikit malang , kau masih bisa tertawa dalam sedihmu, tapi malangnya kau tetap bisa tertawa tanpa menikmati air matamu.kau memberontak dalam ketidak berdayaan mu namun beruntungnya kau mempunyai hati yang mudah tersentuh

Hujan sore ini

Aku ingin bercerita tentang hujan sore ini...
rintiknya mencoba menjejaki tanah
halunya memberikan warna jernih pada bunga kenanga itu
genta ikut menari bersamanya
berkawan dengan angin dan badai sore ini

dengan alunan dari petir yang membahana
dengan kilatan cahaya dari surga
dengan awan yang tertutup mendung sore ini
dan tanpa pertanyaan, kapan hujan akan berhenti hari ini??

wajah-wajah yang tak dikenal memagari aku
tanpa kata...tanpa ekspresi...
sayup-sayup terdengar suara
"Hey...ajari aku cinta"!!!!

taukah kalian...aku tidak bisa hanya berdiam,.....
menunggu kalian semua menghilang dari muka bumi ini
tanpa takut petir, badai, angin....
aku berlari....mencapai ujung jalan itu
dan aku yakin masih ada harapan yang menyertai
aku akan turut serta mengajak kalian....
persis seperti kalian, wahai hujan, angin, badai, genta.....
karena disana....diujung jalan itu
aku belajar tentang cinta....

Layang- layang

Yang hilang,yang telah berlalu,
Kulihat sebuah layang2 putus menari diawan.
Entah dari mana asalnya
Barat kah,atau timur,utara,selatan???
Ah... aku gak perduli,
Yang aku tau,dia akan terus terbang mengikuti angin,
Dan akan berhenti ketika dia melihat dibawah sana,
Seorang bocah yg menatap ke langit luas dgn sebuah harapan.
Seperti yg dia lakukan hari sebelumnya
berlari mengikuti angin yg telah membawa layang-layangnya pergi
Dan dia yakin bahwa yg hilang,yg berlalu... dgn sebuah harapan,
Akan kembali padanya

pernahkah kita mempercayai sebuah keyakinan?
tentunya sebelum kita belajar tentang sebuah keyakinan, kita harus belajar mendengar suara hati kita,belajar tentang kepercayaan yang terkandung didalamnya, dan untuk mendengar suara hati kita, dibutuhkan kepekaan.
pertanyaannya adalah kepada siapa kita percaya?
mempercayai diri kita,mempercayai keyakinan hati kita sendiri apakah berada pada urutan pertama dalam hidup kita?.