Selasa, 16 Desember 2008

Puisi Orang Percaya


Sering aku berkata kepadaMu : "Tuhan jadikankanlah aku pembawa damai ketika hadirku mendatangkan kesusahan bagi sesamaku, terutama kepada orang-orang yang kukasihi." Dan acapkali ketika aku bersimpuh di hadapMu aku berseru," Tiada awal, tiada akhir ya Tuhanku. Semuaku adalah untukMu, dariMu dan kulimpahkan kepada mahluk-mahluk yang kau hadirkan dihidupku.

Dalam mereka yang kulihat hanya diriMu." Aku tak pernah mau lagi melihat ketakutan-ketakutan yang kerap hadir dalam hidupku. Syukurku hari ini karena hanya berkatMu. Aku tak pernah mengharapkan apa-apa dariMu , ya Tuhanku, karena aku tahu tanpa berharap apa-apa aku akan bisa mencintaiMu dengan ketulusan hatiku. Aku belajar dari matahari yang terbit hari ini.Dia tidak pernah memilih untuk siapa dan untuk apa dia bersinar. Jahat, baik, buruk, bagus. Cantik, miskin, kaya ,cacat ,buta , celik semua mendaatkan sinarnya.

Aku belajar dari embun yang turun pagi ini. Penjahat, penjabat, maling, dermawan mendapatkan keindahan dan kesejukan yang dia turunkan pagi ini. Aku belajar dari putraMu yang penuh cinta. Tanpa peduli siapa yang menemaninya dengan keberanian di saat-saat akhirNya. Hanya Maria, sang Bunda, Magdalena, pelacur yang bertobat dan Yohanes murid terkasih. Dia juga tak pernah peduli, dan juga sudah disangkanya ketika Petrus muridnya yang paling berani menyangkalnya. Pun ketika Iskariot menggadaikannya dengan ciuman kemunafikannya. Dia tetap penuh cinta kepada mereka.

Aku berjumpa dengan PutraMu siang ini Bapa. Dia menghampiriku dan bertanya' Aku hadir untuk membawa engkau untuk dapat merasakanKu ditengah-tengah orang-orang miskin itu.Karena berbahagialah mereka yang miskin sebab merekalah yang empunya kerajaan Surga." Aku selalu melihat Dia, Bapa. Hadir di mata-mata orang teraniaya, miskin dan menderita. Dan bolehkah aku bertanya Bapa," Kenapa Dia jarang sekali aku temui di gereja-gereja? Bukankah disana seharusnya Dia berada?" Dan Kau berkata kepadaku ' Anakku yang mengambil bentuk dan mewujud sebagai Manusia tidak akan pernah kau jumpai dalam kemunafikanmu dan mereka. Jika kau menemukannya, mungkin hanya sedikit ajaranNYA yang tersisa. Dia tidak pernah bisa ada di tengah-tengah orang yang hanya bisa membebek dan berkata Aku Cinta Kau Tuhan tanpa pernah bisa merasakan Cinta yang Hadir di tengah-tengah mereka. Dia tak pernah singgah di hati orang-orang yang tidak pernah bisa merasakan dan mengetahui arti tentang Ketulusan Cinta. Jika mereka merasa Anakku hadir , biarlah itu menjadi pembenaran mereka terhadap anakKu tercinta. Hanya orang-orang berani terbuka dan jujur terhadap dirinya yang bisa merasakannya, anakKu. Seperti Aku bisa merasakan hadirnya mereka. Jika mereka terus mau belajar terbuka terhadap diri sendiri, seperti Magdalena, Zakheus, Paulus , Teresa , Dia akan ada tanpa pernah kau minta. Karena dia kekal adanya dan tak pernah mengharap apa-apa."

"Jika aku masih mengharap Surga dariMu ya Bapa, apakah aku bisa disebut sebagai orang yang percaya dan penuh cinta?"
"Cinta tidak mengenal lagi kata berharap. Dia hanya mengalir. Dalam Cinta tidak perlu lagi Aku ada. Tidak peduli apakah kamu berada di Surga atau neraka. Karena Cinta akan menuntunmu. Semua itu, sesuatu yang masih kau harap, adalah bagian ego dari dirimu. Cinta tak pernah mengenal itu. Sama seperti Anakku yang tak pernah hendak dipuja-puji, karena Dia Besar. Tanpa pujian dari mulut dan hatimu yang penuh ketakutan dan keraguan itu, Dia Akan Tetap Besar.

Kekecewaan dan ketakutan-ketakutanku ini kuserahkan total kepadaMu, Ya Bapa. Tanpa perlu lagi aku berteriak " Eli,Eli lama Sabahtani" . Aku serahkan juga seluruh jiwa ini ke tanganMu ya Tuhanku. Termasuk semua keinginan-keinginan duniawiku.
Dan pada saat itu aku lihat Engkau tersenyum. " Anakku, Saat ini kau sudah berada bersamaku. Didalam Firdaus. Dan tentang keinginan keinginan duniawimu, aku merancangnya dengan KesempurnaanKu dan menurut Waktuku. Dan semua itu Aku ukir dengan kasihKu. Dan Aku telah turunkan kehendak bebasku kepadanya sama seperti Aku yang telah menurunkan Jalanku atas kalian. Semua jalan yang telah kurestui . Hanya hati yang terbuka yang bisa menuntaskan jalan yang telah Kubuat. Biarkan mereka yang memilihmu dan merasakan arti Cinta itu sendiri dari hati orang-orang itu, seperti kau memperkenalkan rasa cintamu kepada orang lain. Itulah kesungguhan rencana yang Kurancang dengan kesempurnaanKu. Dan jika kau bertanya lagi, Anakku , tentang waktunya, usahlah kau terlalu gembira atau pun kecewa jika Ku berkata"

Sekarang sudah tiba waktunya. Menurut WaktuKu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar