Selasa, 09 Februari 2010

September




















Waktu itu hujan di bulan september
Angin bergerak tenang ke barat
Langkah kami seperti menghitung pasir
berdiri dari sebutir demi sebutir
siapa yang merangkainya,menciptanya
dan siapa yang membuatnya menjadi indah ?
Aku menganggapnya sebagai elegi

Aku yang telah memintamu berdiri diatas tebing
memintamu berteriak tentang duniamu tanpa sekat
nyatanya hanya ada diam
nyanyian angin telah berubah menjadi badai
mengguncang dunia menjadi pekat dan gelap

selanjutnya masa berkabung telah menyemai dengan pelarian
kemana lagi aku melangkah?? tanyaku
pasir yang ada,tidak pernah lagi sama
ketika aku menjejakkan kaki dari suatu kegelapan tiada berkata
dari sinar mata yang tiada terlupakan
sementara..........
masih ada pertanyaan yang aku relakan tanpa jawaban
masih ada surat yang aku relakan tanpa dikirim
dan masih ada hati yang aku relakan untuk dibinasakan
mati....dan hilang !!!

kita yang telah mencipta akan gugur
kita yang telah merangkai akan meruncing
seperti panah yang kita tancapkan tanpa perih
Di sini telah datang suatu perasaan,
Serta kita akan menderita dan tertawa.
Tawa dan derita dari yang tewas
yang mencipta…..


(sebagian di kutip dari puisi asrul sani)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar