Rabu, 17 Desember 2008
Belajar dari kejenuhan
Faktor "butuh" masih terjadi dalam hidup saya, kebutuhan akan sandang, pangan, papan, .... dsb... kebutuhan konsumtif dan semuanya itu lagi-lagi juga kembali pada apa yang namanya “uang”. dan sebagian orang berfikir bahwa itulah dasar dari segalanya dalam hidup.
saya... mwncoba memisahkan diri dari itu.
saya teringat dengan perkataan teman saya di bali, dan saya lebih tertarik memanggilnya “Guru” . Waktu itu saya sempat berbicang-bincang dalam email dengan “guru” saya ini. Saat itu saya masih bekerja di perusahaan lama, lumayan lama sekitar 5 atau 6 tahun.ada kejenuhan dalam diri saya, dan akhirnya saya memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan itu,Karena apa.... kejenuhan itu sangat berimbas tidak baik untuk diri saya secara pribadi ataupun untuk perusahaan. Saya hanya bersikap “fair” saja saat itu.
Saya merasa bahwa pekerjaan-pekerjaan yang saya jalani selama ini bukan pilihan hidup saya pribadi, pekerjaan dengan rutinitas... dan segala sesuatunya dihitung dengan untung dan rugi.(Cetak tebal dari saya).
Terus terang saya sangat tidak nyaman dengan semua itu, yang terpenting bagi saya adalah menikmati hidup dengan bahagia, sederhana dengan "apa adanya" saya.
Saya tidak mengerti mengapa itu yang menjadi keinginan saya saat ini.
Dan teman saya ini pun membalas email saya,isi emailnya adalah
saya baru buka hari ini jadi baru bisa balas.kabar saya?saya senang saat membaca
"email dari bet2.after so long....selamat atas kerja barunya. semoga menemukan apa yang dicari.saya sekarang berada di tempat yang sejak lama saya inginkan. sebuah tempat dimana orang2 yang memikul beban hidup dapat istirahat sejenak, melihat kedalam diri, kemudian bangkit dengan semangat baru untuk terjun lagi memikul tanggungjawab. tempat dimana jiwa yang sedang mengalami kelelahan dapat berendam dalam keheningan untuk menemukan kembali kesegaran dan cinta sebelum bergelut lagi dengan dunia maya.
tempat dimana jiwa yang terhimpit beban hidup dapat beristirahat dan menemukan kembali cahaya kebangkitannya. nama tempatnya l'ayureveda ... dimana bet2 pernah menikmatinya...(ya.. saat itu kunjungan saya ke bali dan berkesempatan untuk singgah ke tempat itu.)terimakasih sekali lagi email darimu.... email bet2 membantu saya melihat kedalam diri lagi...karena sering kali kita terjebak diaktifitas permukaan yang penuh jebakan dan membingungkan....tetapi begitu kita melihat kedalam diri... gelombang dipermukaan menjadi sebuah "buku"untuk dibaca dan dicerna...kita harus senantiasa kembali kedalam diri... kedamaian... kebahagiaan... ada didalam diri.sharing... that's the key!from heart to heart...that's the key!".
Email dari “guru” itupun akhirnya berlanjut, saya berkata padanya bahwa di email saya sebelumnya saya katakan bahwa saya kurang merasa nyaman hidup di dunia yang penuh perhitungan dengan untung dan ruginya.Memang hidup di dunia juga tidak bisa lepas begitu saja tanpa uang, saya pun tidak memungkirinya.apakah saya mengalami kejenuhan.... dan kalau mau dibilang kejenuhan dalam hidup. Saya memimpikan memiliki rumah kayu kecil di daerah pedalaman dengan halaman yang luas (jauh dari keramaian dan hiruk pikuk) dimana nantinya tanah itu akan saya fungsikan sebagai perkebunan sayur kecil, pagi hari saya menyapa sayur2 yang saya tanam, saya sirami, sore hari saya bisa memca buku di beranda rumah saya, malamnya saya bisa bercengkrama dengan keluarga saya, hanya terdengar tawa keluarga saya dan tentunya bunyi jangkrik yang sedang berpesta di malam hari.....
Atau tinggal di desa nelayan membuka taman bacaan untuk warga terdalam disana sehingga kita bisa belajar bersama-sama, setelah itu saya dan anak-anak kecil disana dapat bermain dan berlari riang menjelajahi tepi pantai.Saya berharap saya dapat menikmati dua tempat itu sampai saya tua, mulai memutih rambut saya, bahkan sampai saya menutup mata.
Dan besoknya saya membuka email saya, mengecek apakah ada yang masuk surat untuk saya. Ha..ha.. ternyata balasan lagi untuk email saya, dalam emailnya dia berbicara pada saya seperti ini,
"ha ha ha ha....sayapun pernah punya impian seperti itu.dan bagi saya itu riil dan bisa diwujudkan.untuk mewujudkanya kita perlu uang.cuma kita perlu memandang uang dengan cara yang beda.saya juga pernah dalam keadaan spt Bet2 semuanya diukur untung rugi membuat saya merasa tidak beres.kita perlu cari uang, kita butuh uang, uang adalah bentuk energy yang solid. jangan sampai uang jatuh ketangan orang yang "tidak sadar" untuk keperluan merusak.kita bisa bekerjasama untuk cari dan mandapatkan uang,sekali lagi, uang adalah energy. kita harus mendapatkannya dengan cara
spiritual..dan menyalurkannya untuk kepentingan orang banyak dan kepentingan ada didalamnya....are you with me? (pertanyaan inipun berlaku untuk setiap orang yang membaca blog saya)
maafkan saya, “Guru” atas emailnya yang saya publikasikan dalam blog saya, tapi sungguh saya berharap semua orang yang kadang pernah merasakan “kejenuhan” seperti saya dapat tersadar dengan perkataan “Guru” saya ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar